Yang Terkenang (MAN Insan Cendekia Serpong)
Akhir-akhir ini saya sering merindukan suasana bersama teman ketika di MAN dulu.
Awal yang berat, namun berakhir dengan manis.
Sangat terkenang.
Dari awal, sekolah ini adalah sekolah idaman dan tujuan pertama saya untuk menempuh pendidikan. Saya mendengar begitu banyak lulusan MAN IC yang menjadi orang-orang hebat, baik di Indonesia maupun di luar negeri, dan saya ingin menjadi bagian dari mereka.
Entah bagaimana, Allah memberikan saya kesempatan untuk lolos dan menempuh pendidikan di MAN yang memenuhi memori saya dengan kenangan pahit maupun manis.
Setelah mulai bersekolah, saya sadar bahwa keputusan saya akhirnya teruji. Mulai dari PTS-nya yang (dulu) bagi saya sangat sulit -- walau pada akhirnya itu pasti berguna --, Saya yang bercita-cita ingin menjadi dokter tapi malah masuk di jurusan IPS, dan berbagai problem beradaptasi lainnya yang membuat saya seakan tidak sanggup dan ingin pindah saja.
Hampir beberapa bulan perasaan saya tidak enak saat menimba ilmu. Berbagai pikiran ingin menyerah sudah sering terlintas, bahkan karena seringnya menangis, orang tua saya menyarankan saya untuk pindah sekolah dan melanjutkan cita-cita saya menjadi dokter.
Saya sadar, mungkin karena doktrin orang-orang tentang anak IPS yang seakan-akan terbuang dan sulit mendapatkan bangku kuliah yang baik, membuat saya mempertimbangkan banyak hal rasanya ingin menyerah saja.
Tapi tempat ini bagi saya sungguh ajaib
Kita tidak akan merasa sendiri, karena semua teman-teman di sini sangat baik dan mendukung satu sama lain. Tangan mereka selalu ada untuk menolong, dan jika kalian terbuka, kalian tidak akan terluka dan menangis sendiri.
Dengan dukungan teman dan orang tua, akhirnya saya memutuskan untuk memulai hari baru dan bertekat melakukan sebaik mungkin dan menjadi orang sukses nantinya (saya sadar, berguna bagi orang lain tidak harus selalu menjadi dokter).
"Tidak ada yang tidak mungkin jika kau telah menetapkan tujuan"
Setelah pulih dalam fase beradaptasi, akhirnya saya menyadari banyaknya kenangan yang dapat saya lalui bersama Axiora Vandernata Eternalic -- nama angkatan kami --
Saya menyadari bahwa IPS tidak seharusnya dianaktirikan. Saya sadar bahwa di sini begitu banyak pelajaran yang dapat diambil. Teman-teman, guru-guru, serta keluarga yang dirindukan di rumah.
Meski pada prosesnya banyak cobaan yang angkatan kami hadapi, namun pada akhirnya rindu tak dapat dihindari.
Yang paling saya rindukan dari berbagai proses di MAN IC adalah susana belajar bersama. Hari-hari yang dipenuhi dengan tugas dan Ulangan Harian, belajar di asrama sampai begadang di living room, kegiatan di masjid, sholat hajat berjamaah, khataman Qur'an, doa bersama, tahajut berjamaah, acara angkatan, nge-bazar, event OSIS, SONLIS,perjuangan dapat reguler, dan lain-lain. Kenangan yang mahal dan sangat merasa kehilangan terutama akhir-akhir ini.
Saya sadar, semua orang harus belajar untuk maju dan menatap masa depan. Beradaptasi dan membuat cerita baru. Tapi cerita di MAN IC dan seluruh isinya akan selalu dirindukan.
Salah satu teman angkatan memberi kami sebuah kutipan
"MAN IC itu untuk dikenang, bukan untuk diulang"
Tidak perlu merasakannya lagi, cukup sekali karena sudah membekas di hati.
Terima kasih karena telah menjadi rindu
Untuk yang terkenang, MAN Insan Cendekia Serpong
Almamaterku yang tidak akan terlupakan.
(Dibuat saat tiba-tiba muncul rasa rindu lagi)
Awal yang berat, namun berakhir dengan manis.
Sangat terkenang.
Dari awal, sekolah ini adalah sekolah idaman dan tujuan pertama saya untuk menempuh pendidikan. Saya mendengar begitu banyak lulusan MAN IC yang menjadi orang-orang hebat, baik di Indonesia maupun di luar negeri, dan saya ingin menjadi bagian dari mereka.
Entah bagaimana, Allah memberikan saya kesempatan untuk lolos dan menempuh pendidikan di MAN yang memenuhi memori saya dengan kenangan pahit maupun manis.
Setelah mulai bersekolah, saya sadar bahwa keputusan saya akhirnya teruji. Mulai dari PTS-nya yang (dulu) bagi saya sangat sulit -- walau pada akhirnya itu pasti berguna --, Saya yang bercita-cita ingin menjadi dokter tapi malah masuk di jurusan IPS, dan berbagai problem beradaptasi lainnya yang membuat saya seakan tidak sanggup dan ingin pindah saja.
Hampir beberapa bulan perasaan saya tidak enak saat menimba ilmu. Berbagai pikiran ingin menyerah sudah sering terlintas, bahkan karena seringnya menangis, orang tua saya menyarankan saya untuk pindah sekolah dan melanjutkan cita-cita saya menjadi dokter.
Saya sadar, mungkin karena doktrin orang-orang tentang anak IPS yang seakan-akan terbuang dan sulit mendapatkan bangku kuliah yang baik, membuat saya mempertimbangkan banyak hal rasanya ingin menyerah saja.
Tapi tempat ini bagi saya sungguh ajaib
Kita tidak akan merasa sendiri, karena semua teman-teman di sini sangat baik dan mendukung satu sama lain. Tangan mereka selalu ada untuk menolong, dan jika kalian terbuka, kalian tidak akan terluka dan menangis sendiri.
Dengan dukungan teman dan orang tua, akhirnya saya memutuskan untuk memulai hari baru dan bertekat melakukan sebaik mungkin dan menjadi orang sukses nantinya (saya sadar, berguna bagi orang lain tidak harus selalu menjadi dokter).
"Tidak ada yang tidak mungkin jika kau telah menetapkan tujuan"
Setelah pulih dalam fase beradaptasi, akhirnya saya menyadari banyaknya kenangan yang dapat saya lalui bersama Axiora Vandernata Eternalic -- nama angkatan kami --
Saya menyadari bahwa IPS tidak seharusnya dianaktirikan. Saya sadar bahwa di sini begitu banyak pelajaran yang dapat diambil. Teman-teman, guru-guru, serta keluarga yang dirindukan di rumah.
Meski pada prosesnya banyak cobaan yang angkatan kami hadapi, namun pada akhirnya rindu tak dapat dihindari.
Yang paling saya rindukan dari berbagai proses di MAN IC adalah susana belajar bersama. Hari-hari yang dipenuhi dengan tugas dan Ulangan Harian, belajar di asrama sampai begadang di living room, kegiatan di masjid, sholat hajat berjamaah, khataman Qur'an, doa bersama, tahajut berjamaah, acara angkatan, nge-bazar, event OSIS, SONLIS,perjuangan dapat reguler, dan lain-lain. Kenangan yang mahal dan sangat merasa kehilangan terutama akhir-akhir ini.
Saya sadar, semua orang harus belajar untuk maju dan menatap masa depan. Beradaptasi dan membuat cerita baru. Tapi cerita di MAN IC dan seluruh isinya akan selalu dirindukan.
Salah satu teman angkatan memberi kami sebuah kutipan
"MAN IC itu untuk dikenang, bukan untuk diulang"
Tidak perlu merasakannya lagi, cukup sekali karena sudah membekas di hati.
Terima kasih karena telah menjadi rindu
Untuk yang terkenang, MAN Insan Cendekia Serpong
Almamaterku yang tidak akan terlupakan.
(Dibuat saat tiba-tiba muncul rasa rindu lagi)
Comments
Post a Comment