PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA
LATAR BELAKANG PERGERAKAN NASIONAL
Pergerakan nasional adalah
suatu bentuk perlawanan terhadap kepada kaum penjajah yang dilaksanakan tidak
dengan menggunakan kekuatan bersenjata, tetapi menggunakan organisasi yang
bergerak di bidang sosial, budaya, ekonomi dan politik. Demikian halnya dengan
pergerakan nasional yang terjadi di Indonesia.
Pada awalnya, berdirinya organisasi ini tidak ditujukan untuk perlawanan terhadap kaum penjajah, tetapi organisasi-organisasi tersebut pada dasarnya didirikan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan rakyat yang mengalami penderitaan akibat penjajahan, namun pada akhirnya bertujuan untuk mewujudkan kemerdekaan. Hal yang demikian ini pula yang menjadi faktor awal berdirinya berbagai macam organisasi pergerakan nasional di Indonesia.
Pada awalnya, berdirinya organisasi ini tidak ditujukan untuk perlawanan terhadap kaum penjajah, tetapi organisasi-organisasi tersebut pada dasarnya didirikan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan rakyat yang mengalami penderitaan akibat penjajahan, namun pada akhirnya bertujuan untuk mewujudkan kemerdekaan. Hal yang demikian ini pula yang menjadi faktor awal berdirinya berbagai macam organisasi pergerakan nasional di Indonesia.
Pergerakan nasional di Indonesia lahir karena
adanya beberapa sebab, yaitu sebab-sebab dari dalam negeri dan luar negeri.
a. Sebab-sebab dari dalam negeri, antara lain:
- Penderitaan rakyat yang sudah cukup lama, sehingga menimbulkan
dorongan yang kuat untuk berjuang membebaskan diri dari segala
penderitaan.
- Timbulnya kaum terpelajar. Mereka inilah yang memolopori
pergerakan nasional.
- Pengalaman perjuangan masa lampau. Perjuangan fisik dan
bersifat kedaerahan ternyata tidak banyak berhasil, sehingga mendorong
untuk mengubah cara perjuangan.
- Adanya kaum cerdik
- Pengaruh politik balas budi
b. Sebab-sebab dari luar negeri, antara lain:
- Kemenangan Jepang atas Rusia dalam perang tahun 1904-1905. Hal
ini telah membangkitkan semangat bangsa-bangsa Asia, termasuk Indonesia
untuk mengusir kaum penjajah.
- Adanya pengaruh dari gerakan nasional di negara-negara lain.
Misalnya gerakan nasional di India dan Filipina.
- Masuknya paham-paham
baru ke Indonesia.
TOKOH-TOKOH PERGERAKAN
NASIONAL
Raden Ajeng Kartini dan Dewi Sartika
Raden Ajeng Kartini dan Dewi Sartika sama-sama
memperjuangkan nasib kaum wanita melalui pendidikan. Kartini mendirikan sekolah
untuk wanita pribumi pada tahun 1903. Beliau juga mendirikan sekolah di
rumahnya, di Rembang. Pada tahun 1904 Kartini meninggal dunia. Kumpulan
surat-suratnya disusun dalam sebuah buku yang berjudul “Habis Gelap Terbitlah
Terang”.
Ki Hajar Dewantara
Ki Hajar Dewantara memiliki nama asli Raden Mas
Suwardi Suryaningrat. Bersama dengan Danudirja Setiabudi (Douwes Dekker), dan
Cipto Mangunkusumo, beliau mendirikan Indische Partij.
Mereka bertiga dikenal dengan sebutan Tiga Serangkai.Indische Partij menuntut
kemerdekaan Indonesia.
Beliau juga mendirikan Perguruan Taman Siswa.
Perguruan ini mengajarkan kepada siswanya sifat kebangsaan. Karena peranannya
sangat besar dalam dunia pendidikan, Ki Hajar Dewantara diberi julukan sebagai
Bapak Pendidikan Nasional.
Dr. Sutomo
Sutomo adalah salah satu pendiri Budi Utomo.
Budi Utomo adalah organisasi pergerakan kebangsaan modern pertama di Indonesia
yang dibentuk pada tanggal 20 Mei 1908. Tujuannya adalah mempertinggi derajat
bangsa Indonesia dan mempertinggi keluhuran budi orang Jawa.
Sutomo bercita-cita memakmurkan rakyat
Indonesia. Beliau bertekad memperkecil perbedaan antara orang kaya dan orang
miskin, serta antara kaum terpelajar dan rakyat biasa. Beliau merasa yakin
bahwa dengan persamaan dan persaudaraan maka perjuangan akan berhasil.
Ahmad Dahlan
Ahmad Dahlan adalah tokoh pergerakan nasional
yang lama belajar pengetahuan Agama di Mekkah. Beliau mendirikan Muhammadiyah
pada tanggal 18 November 1912 di Yogyakarta. Tujuan Muhammadiyah adalah
mengajarkan Agama Islam dengan Al-Qur’an dan Hadist.
Wahid Hasyim adalah putra Hasyim Ashari,
pelopor dan pendiri NU (Nahdatul Ulama). Tujuan NU adalah memecahkan berbagai
persoalan umat Islam baik dalam hal Agama maupun kehidupan di masyarakat. Tahun
1938, Wahid Hasyim bergabung dengan NU. Empat tahun kemudian beliau diangkat
sebagai ketua NU. Perkembangan NU sebagai organisasi politik dan keagamaan
tidak terlepas dari peranannya.
Samanhudi
Samanhudi belajar Agama Islam di Surabaya.
Untuk memperjuangkan para pedagang Indonesia, beliau mendirikan Serikat Dagang
Islam (SDI) di Solo pada tahun 1911. SDI bertujuan menghidupkan perekonomian
para pedagang Indonesia dan membantu anggotanya yang mengalami kesulitan.
sumber :
kopicopi.blogspot.com
www.academia.edu
www.bimbingan.org
www.anneahira.com
Comments
Post a Comment