PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA

LATAR BELAKANG PERGERAKAN NASIONAL

Pergerakan nasional adalah suatu bentuk perlawanan terhadap kepada kaum penjajah yang dilaksanakan tidak dengan menggunakan kekuatan bersenjata, tetapi menggunakan organisasi yang bergerak di bidang sosial, budaya, ekonomi dan politik. Demikian halnya dengan pergerakan nasional yang terjadi di Indonesia.
Pada awalnya, berdirinya organisasi ini tidak ditujukan untuk perlawanan terhadap kaum penjajah, tetapi organisasi-organisasi tersebut pada dasarnya didirikan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan rakyat yang mengalami penderitaan akibat penjajahan, namun pada akhirnya bertujuan untuk mewujudkan kemerdekaan. Hal yang demikian ini pula yang menjadi faktor awal berdirinya berbagai macam organisasi pergerakan nasional di Indonesia.

Tahun 1908 adalah titik permulaan bangkitnya kesadaran nasional. Pada tahun itu lahirlah organisasi pergerakan nasional yang pertama, yang kemudian disusul oleh organisasi-organisasi lainnya. Dengan demikian perjuangan bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaan itu telah memasuki tahap baru.
Pergerakan nasional di Indonesia lahir karena adanya beberapa sebab, yaitu sebab-sebab dari dalam negeri dan luar negeri.
a. Sebab-sebab dari dalam negeri, antara lain:
  1. Penderitaan rakyat yang sudah cukup lama, sehingga menimbulkan dorongan yang kuat untuk berjuang membebaskan diri dari segala penderitaan.
  2. Timbulnya kaum terpelajar. Mereka inilah yang memolopori pergerakan nasional.
  3. Pengalaman perjuangan masa lampau. Perjuangan fisik dan bersifat kedaerahan ternyata tidak banyak berhasil, sehingga mendorong untuk mengubah cara perjuangan.
  4. Adanya kaum cerdik
  5. Pengaruh politik balas budi
b. Sebab-sebab dari luar negeri, antara lain:
  1. Kemenangan Jepang atas Rusia dalam perang tahun 1904-1905. Hal ini telah membangkitkan semangat bangsa-bangsa Asia, termasuk Indonesia untuk mengusir kaum penjajah.
  2. Adanya pengaruh dari gerakan nasional di negara-negara lain. Misalnya gerakan nasional di India dan Filipina.
  3. Masuknya paham-paham baru ke Indonesia.
TOKOH-TOKOH PERGERAKAN NASIONAL

Raden Ajeng Kartini dan Dewi Sartika
Raden Ajeng Kartini dan Dewi Sartika sama-sama memperjuangkan nasib kaum wanita melalui pendidikan. Kartini mendirikan sekolah untuk wanita pribumi pada tahun 1903. Beliau juga mendirikan sekolah di rumahnya, di Rembang. Pada tahun 1904 Kartini meninggal dunia. Kumpulan surat-suratnya disusun dalam sebuah buku yang berjudul “Habis Gelap Terbitlah Terang”.

Ki Hajar Dewantara
Ki Hajar Dewantara memiliki nama asli Raden Mas Suwardi Suryaningrat. Bersama dengan Danudirja Setiabudi (Douwes Dekker), dan Cipto Mangunkusumo, beliau mendirikan Indische Partij. Mereka bertiga dikenal dengan sebutan Tiga Serangkai.Indische Partij menuntut kemerdekaan Indonesia.
Beliau juga mendirikan Perguruan Taman Siswa. Perguruan ini mengajarkan kepada siswanya sifat kebangsaan. Karena peranannya sangat besar dalam dunia pendidikan, Ki Hajar Dewantara diberi julukan sebagai Bapak Pendidikan Nasional.

Dr. Sutomo
Sutomo adalah salah satu pendiri Budi Utomo. Budi Utomo adalah organisasi pergerakan kebangsaan modern pertama di Indonesia yang dibentuk pada tanggal 20 Mei 1908. Tujuannya adalah mempertinggi derajat bangsa Indonesia dan mempertinggi keluhuran budi orang Jawa.
Sutomo bercita-cita memakmurkan rakyat Indonesia. Beliau bertekad memperkecil perbedaan antara orang kaya dan orang miskin, serta antara kaum terpelajar dan rakyat biasa. Beliau merasa yakin bahwa dengan persamaan dan persaudaraan maka perjuangan akan berhasil.

Ahmad Dahlan
Ahmad Dahlan adalah tokoh pergerakan nasional yang lama belajar pengetahuan Agama di Mekkah. Beliau mendirikan Muhammadiyah pada tanggal 18 November 1912 di Yogyakarta. Tujuan Muhammadiyah adalah mengajarkan Agama Islam dengan Al-Qur’an dan Hadist.

Wahid Hasyim
Wahid Hasyim adalah putra Hasyim Ashari, pelopor dan pendiri NU (Nahdatul Ulama). Tujuan NU adalah memecahkan berbagai persoalan umat Islam baik dalam hal Agama maupun kehidupan di masyarakat. Tahun 1938, Wahid Hasyim bergabung dengan NU. Empat tahun kemudian beliau diangkat sebagai ketua NU. Perkembangan NU sebagai organisasi politik dan keagamaan tidak terlepas dari peranannya.

Samanhudi

Samanhudi belajar Agama Islam di Surabaya. Untuk memperjuangkan para pedagang Indonesia, beliau mendirikan Serikat Dagang Islam (SDI) di Solo pada tahun 1911. SDI bertujuan menghidupkan perekonomian para pedagang Indonesia dan membantu anggotanya yang mengalami kesulitan.


sumber :
kopicopi.blogspot.com
www.academia.edu
www.bimbingan.org
www.anneahira.com

Comments

Popular Posts